Thursday, June 05, 2014

Tak Sangka Aku...


Tak sangka aku... begitu nama tajuk novel saya yang kelima bersama Grupbuku Karangkraf, begitu jugalah perasaan saya bila diberitahu yang manuskrip saya akan diterbitkan oleh pihak penerbitan... jujur, saya benar-benar tak sangka yang novel saya akan diterbitkan dalam masa terdekat ini... apatah lagi dalam jangka masa yang tinggal hanya dua bulan lagi untuk saya bergelar seorang ibu... rupa-rupanya, saya bukan saja akan menantikan kelahiran anak sulung saya bersama suami tetapi juga anak kelima saya bersama dengan Buku Prima pada tahun yang sama... syukur Alhamdulillah, itu saja yang mampu saya luahkan kali pertama mengetahuinya...
gembira? pastinya ya kerana telah lama karya saya ini berada di portal Ilham Karangkraf... kalau tidak salah, sudah melebihi usia setahun lebih... itu belum kira masa manuskrip ini berada di pejabat editor Buku Prima... mungkin lebih dari dua tahun...
apa kelainan yang ada dalam karya terbaru saya ini? hmm... kelainannya, saya sendiri tak dapat tafsirkan... hanya mampu mengatakan bahawa novel ini adalah antara novel karya saya yang paling lama berada di dalam ruang kepala saya iaitu sejak saya di bangku sekolah lagi... berangan-angan, berkhayal, itulah sifat saya sejak mengenali dunia membaca... karya ini adalah salah satu daripada contoh hasil angan-angan saya ketika di bangku sekolah dulu... sebagai remaja, ada saja perasaan tidak puas hati setiap kali membaca karya-karya penulis ternama... bukan kerana tidak puas hati dengan jalan cerita atau watak yang diperkenalkan tetapi lebih terarah kepada rasa ingin membentuk watak sendiri dalam karya orang lain... dari perasaan itulah timbulnya rasa ingin membuat watak sendiri dan akhirnya, wujudlah novel-novel karya sendiri yang datangnya dari angan-angan kosong awalnya...
jujurnya, novel pertama hingga novel keempat saya lahir tanpa saya sendiri duga... jalan cerita, watak dan segala yang berkaitan datang dari suasana sekeliling... saya melihat sesuatu situasi dan dari situlah wujudnya idea untuk menjadikan sebuah karya tapi dengan cara saya tersendiri... berlainan dengan novel kelima saya ini, inilah satu-satunya novel yang lahir dari perancangan akal saya sendiri... berkembang dari satu watak ke satu watak hingga akhirnya penuh di dalam kepala... terpaksalah saya meluahkannya di dalam helaian kertas hingga dijadikan sebuah karya...
apa yang boleh saya katakan, kelahiran karya ini sememangnya saya nanti-nantikan untuk diterbitkan menjadi sebuah novel bercetak... tidak mengapa jika tidak segah novel-novel penulis-penulis ternama yang lain tapi cukuplah jika novel ini mampu memberi pengajaran dan pengetahuan pada pembaca... itu doa saya saban waktu... bagi yang ingin mengetahuinya dengan lebih lanjut, anda boleh membacanya di Portal Ilham Karangkraf dengan mengikuti link berikut: 
http://ilham.karangkraf.com/karya-detail.aspx?idk=262&idc=15947
atau membacanya di blog tak indah saya : 
http://karya-azraaryriesa.blogspot.com/

Selamat membaca buat semua...



Saturday, October 05, 2013

Sekadar berkongsi rasa....



Lama sudah tidak menulis di sini... rindu? ada jugak perasaan tu walau tak sepenuhnya... sehari dua ni saya sibuk menyiapkan blog terbaru... sengaja buat blog baru walau sedar, blog yang sedia ada ni pun tak terjaga... bukan apa, blog ni bolehlah dibuat blog tempat meluah perasaan... nak baca karya2 saya, silalah ke blog yang terbaru ya... nama blog? mudah saja, http://karya-azraaryriesa.blogspot.com/ pendek dan mudah diingat bukan? entah macam mana boleh terkeluar idea nak meletak nama tu pun saya tak tahulah sebab masa buat blog baru ni, otak blank sekejap... maklumlah, kepala penuh dengan manuskrip terbaru yang masih dalam pembikinan...
hari ni, satu hari saya habiskan masa dengan membuat blog baru... ala, blog biasa2 aje pun... sebab tulah tak guna template yang cantik dan gah macam penulis2 lain... asal orang minat baca karya saya, itu sudah saya syukuri...
bercakap tentang karya terbaru saya, semuanya saya letakkan di Ilham Karangkraf... Insya Allah, ada rezeki adalah karya terbaru saya... jika tiada pun, saya yakin Allah tetap akan memberi rezeki walau dengan apa cara... asalkan rajin usaha dan selalu berdoa, Insya Allah hajat kita tidak akan pernah dihampakan... lagipun, cepat atau lambat sesuatu rezeki itu tiba bukannya berada di tangan kita... hanya Allah yang lebih tahu apa yang terbaik untuk kita... jangan lupa, perancangan Allah jauh lebih baik dan sememangnya yang terbaik untuk kita... Insya Allah... 
Di waktu ini, berlangsungnya jualan gudang di Grup Bukukarangkraf... saya tak mampu nak sertai, sekadar boleh tolong promosi pada kawan-kawan yang tidak tahu... sekadar menghantar mesej di laman sosial Facebook dan juga mesej telefon... bukan tidak berminat untuk turut serta membuat promosi besar-besaran tapi kekangan masa membantutkan niat... tak apalah, semoga semuanya berjalan dengan cukup lancar dna meriah... buat kawan2 yang sudah dan ingin ke sana, jangan lupa dapatkan karya2 terbaru terbitan Grup Buku Karangkraf... Insya Allah, karya2nya pasti tidak akan mengecewakan... buat sesiapa yang tidak dapat pergi seperti saya, bantulah melakukan promosi sekadar mana yang termampu... bukan kerana saya penulis Grup Bukukarangkraf maka saya mempromosi tapi kerana berkongsi ilmu itu besar pahalanya... besar manfaatnya jika kita saling menyeru saudara seagama mahupun sesama manusia untuk sentiasa menambahkan pengetahuan... fikir2kanlah ya... salam hujung minggu buat semua...

Sunday, September 01, 2013

Terima kasih semua...



Hari sabtu lalu, berlangsung pertemuan penulis-penulis Grupbuku Karangkraf... satu pertemuan yang dianggap manis dan berlangsung dengan jayanya oleh saya yang turut menghadirinya... meriah, itu yang saya rasakan sepanjang berada di sana... tak sangka penulis yang sudah lama tidak bergiat aktif dalam bidang penulisan ini masih dikenali... terharu saya jadinya walau belum sampai tahap ingin menangis gembira tapi jujurnya memang saya gembira dengan pertemuan kali ini... saya dapat bertemu semula dengan penulis-penulis seangkatan saya, penulis-penulis baru dan yang paling saya suka, sudah tentulah dapat bertukar-tukar pendapat selain menambah kenalan... saya bukanlah seorang yang memilih kawan namun bila bertemu dengan orang yang sekepala, memang seperti bertih jagung digoreng jadinya mulut saya nan satu ni... ada saja yang ingin ditanyakan... 
apapun saya terkilan kerana saya tidak sempat bertegur sapa apalagi bersua muka dengan beberapa orang penulis yang saya kagumi seperti kak Asmah Hashim, kak Siti Rozilah dan beberapa penulis yang lain... tak sempat, itu saja yang saya mampu katakan... mungkin ada yang terkilan tapi sejujur2nya, saya lagi terkilan kerana tidak dapat bertukar2 khabar dengan mereka yang selama ini seringkali menegur saya di facebook... cukup terkilan dan ribuan maaf saya hulurkan... hanya Allah saja yang tahu betapa mendalamnya rasa terkilan saya ini... apapun saya harap saya akan dapat bersua muka dengan mereka di masa akan datang... itu harapan saya dan semoga menjadi kenyataan suatu masa nanti...
berkata tentang perjumpaan penulis, saya akui saya berpuas hati dengan penjelasan yang diberikan oleh pihak pengurusan Karangkraf berkaitan kedudukan penulis dan semua perkara yang telah dibentangkan... memang itu yang saya harapkan, penulis dan penerbit saling memahami antara satu sama lain... walau di pihak peribadi saya, ada juga beberapa perkara yang kurang memuaskan tapi saya sedar, tiada perkara yang sempurna dalam dunia ni dan saya terima semuanya dengan hati terbuka...
terima kasih juga pada pihak Grup Buku karangkraf atas layanan kelas pertama yang anda semua berikan... ikhlas dan begitu bersahaja di mata saya... bagi saya, ini adalah pertemuan yang paling manis sepanjang saya bernaung di bawah Grup Buku karangkraf... saya tidak katakan layanan Grupbuku Karangkraf sebaliknya sebelum2 ini tapi inilah layanan yang terbaik... baik dari segi apapun, saya akui sememangnya yang terbaik!
walau saya dan juga penulis-penulis lain tidak berharap diberi layanan sebegitu namun saya amat menghargainya... terasa kehadiran saya pada hari itu amatlah berbaloi... sungguh tidak sia2... moga-moga beginilah layanan Grup buku Karangkraf pada setiap penulis-penulisnya... bukan makanan sedap atau tempat mewah yang kami harapkan tapi layanan mesra dan sikap tidak memilih kasih itu yang sangat2 kami, penulis-penulis perlukan...moga2 ukhuwah antara kita akan terus berkekalan baik selama-lamanya... buat penulis-penulis lain, moga2 hubungan persahabatan yang baru dan telah lama terjalin akan terus erat di masa depan... amin Ya Rabbal Alamin...

Sunday, August 18, 2013

Manipulasi gambar



Menarik betul gambar-gambar ni, unik dan kreatif..Tapi ada juga buruknya kan, for those yang menggunakan kemahiran mereka untuk mereka-reka cerita yang tak betul. kadang-kadang cerita tak betul orang akan anggap betul hanya disebabkan sekeping photo yang telah dimanipulasi.Bestnya kalau terer photoshop, hehehe... (tanduk empat ni,hakhak)









































Interior kereta yang menarik

Nak cuba?










Apa yang menarik sangat tentang gambar ni?





Yang menariknya ialah..ini bukan gambar, tapi... lukisan! ye, lukisan! sangat realistik kan? Lukisan ni ambik masa 65 - 75 jam untuk siap. Di bawah adalah step by step photo yang di ambil sepanjang proses lukisan ni di siapkan :

yang ni lepas 10 jam.. pada peringkat ni, detail belum ditambah lagi, ( tekstur kulit dan rambut) :


Ni pelukisnya, Dru Blair (tengah) :
Terrer betul..

Puasa Keluarga Miskin...


Sebuah kisah lama tapi cukup menginsafkan bagi saya yang hidup walau tak mewah namun sederhana...

Peringatan buat diriku yang sering terlepas pandang. Aku telah menemui sebuah rumah yang usang. Rumah itu hanya berdindingkan buluh bertanggakan batang kelapa. Di serambi rumah itu ada beberapa anak kecil yang kelihatan lesu dan letih. Aku hampiri mereka lalu bertanya kepada yang paling tua antara mereka, seorang kakak yang berumur baru kira-kira 11 tahun: 


"Mana emak? "
"Mak pergi menoreh," jawabnya.
"Mana bapak?"
"Bapak pergi kerja..."
"Habis tu adik yang kecil ini siapa yang jaga?" Di situ ada seorang bayi dalam lingkungan umur 5 bulan.
"Adik ini sayalah yang jaga." Jawab budak berkenaan.
"Awak ada berapa orang adik-beradik? "
"Sepuluh."
"Adik ni yang ke berapa?"
"Saya yang kelapan."
"Mana abang-abang kamu pergi?"
"Tolong emak menoreh."
"Adik puasa hari ini?"
"Sama je pakcik, puasa ke tidak.. Kami ni makan sekali je sehari..." Jawabnya.
Mendengar kata-kata itu aku sungguh terharu.
Lalu aku bertanya lagi "Adik bersekolah dimana?"
"Saya tak sekolah.. Emak bapak tak mampu..".
"Bapak kerja apa?"
"Tangkap ikan kat sungai nak buat lauk bukak puasa ".

Budak itu memberi tahu, lebih baiklah bulan puasa berbanding bulan lain kerana pada bulan puasa mereka dapat makan kuih. Ada saja orang yang hantar. Aku berlalu dari situ dengan seribu-satu keinsafan. Kebetulan di simpang jalan ada orang menjual daging lembu tempatan. Aku beli satu kilo tulang lembu. Di kedai runcit pula, aku beli rempah sup dan sepuluh kilo beras untuk disedekahkan kepada keluarga itu. Bila saja aku beri barang-barang itu pada adiknya, dia melompat kegembiraan sambil menjerit "Yeh yeh..! Kita dapat makan daging malam ni..!". Aku bertanya kepada si kakak mengapa adiknya girang sangat. Dia memberitahu aku, sejak dari raya korban tahun lepas baru sekarang mereka berpeluang makan daging lembu sekali lagi. Seminggu kemudian aku datang lagi ke rumah itu. Bila mereka melihat aku datang, mereka girang menyambutku di pintu rumah. Kebetulan pada hari itu aku sempat berjumpa dengan ibu mereka. Sungguh menyedihkan cerita yang aku dengar: Anak yang berumur 4 tahun itu memberitahu padaku bahawa mereka sudah seminggu makan sup tulang yang aku berikan hari itu.

"Tiap-tiap hari mak buat sup, sedaplah Pakcik.."

Aku bertanya kepada emaknya macam mana dia lakukan hinggakan sup itu boleh tahan sampai satu minggu? Dia memberitahu padaku bahawa pada hari pertama dia merebus tulang itu,dia telah berpesan kepada anak-anaknya agar tidak membuangkan tulang yang telah dimakan. Dia kutip semula semua tulang-tulang itu dan merebusnya semula untuk dimakan pada hari berikutnya. Itulah yang dia lakukan setiap hari. Dia berkata,

"Kalau tidak dapat makan isi, hirup air rebusan tulang pun dah lebih dari cukup untuk anak-anak saya. Dia orang suka sangat."
Aku bertanya lagi "Upah menoreh berapa makcik dapat?"
"Cuma RM3.00 sehari."
"Ayahnya bekerja macam mana"
"Kalau dia dapat ikan itulah yang dibuat lauk setiap hari."

Rupa-rupanya aku terlupa bahawa aku sebenarnya hidup dalam keadaan mewah..
Pernahkah anda menghirup air rebusan tulang yang direbus semula sepanjang hidup anda? Atau adakah anda buang saja tulang itu beserta daging-daging yang ada padanya kerana anda kata ianya "TAK SEDAP"? Mungkin kita sudah terbiasa hidup senang hinggakan kita lupa bahawa kalau pun kita susah, masih ramai lagi orang yang lebih susah dari kita..
 

Designed by Tempah Blog Template By productivedreams © 2012