ini dy link... http://www.myem0.com/emoticon/cute-rabbit-emo/
mende bwu... =P
Friday, July 8, 2011
yeay!!akhirnye ketemu gk ak nga mende nih..bleh laa ak wt comeii komen2..hip2 horeeyyy <a href=http://www.myem0.com/emoticon/cute-rabbit-emo/><img src=http://i269.photobucket.com/albums/jj72/myem0/01/cute-rabbit-emoticon-007.gif border=0 alt=MyEm0.Com></a>
Posted by
hoLLeyy b0y
at
12:38 AM
0
comments
Email This
BlogThis!
Share to Twitter
Share to Facebook
!!..Kakek=Pemuda=Keldai..!!
Terdapat suatu kisah, mungkin sebagian dari Anda ada yang pernah mendengar ceritanya; yang menceritakan sebuah perjalanan dari seorang kakek dan seorang pemuda, dengan mengendarai seekor keledai.
Pada awalnya, sang pemuda mengendarai si keledai, sedangkan sang kakek menuntun atau mengiringi keledai tersebut sambil berjalan kaki. Hingga di tengah-tengah perjalanan, mereka bertemu dengan sekelompok masyarakat. Lalu muncul semacam komentar dari beberapa orang di antara masyarakat tersebut, "Lihatlah mereka itu... si kakek itu bersusah-payah berjalan kaki, sedangkan si pemuda malah enak-enakan mengendarai keledai-nya... Sungguh-sungguh keterlaluan si pemuda tersebut!!!...".
Mendengar komentar-komentar tersebut, sang pemuda pun merasa bersalah, lalu mempersilahkan sang kakek untuk menunggangi si keledai, sedangkan sang pemuda yang bergantian mengiringi dengan berjalan kaki. Dan kemudian mereka pun melanjutkan perjalanannya kembali.
Hingga di perjalanan berikutnya itu, mereka kembali menjumpai sekelompok masyarakat yang lain. Lalu muncul pula semacam komentar dari beberapa orang di antara masyarakat tersebut, "Lihatlah mereka itu... si pemuda itu bersusah-payah berjalan kaki, sedangkan si kakek malah enak-enakan mengendarai keledai-nya... Sungguh-sungguh keterlaluan si kakek tersebut!!!...".
Mendengar komentar-komentar tersebut, sang pemuda dan sang kakek pun merasa serba salah. Ketika sang pemuda menaiki si keledai, mereka dipersalahkan. Namun begitu pula ketika sang kakek menaiki si keledai, mereka pun kembali dipersalahkan. Akhirnya mereka pun sama-sama berjalan kaki sambil menuntun keledainya itu. Dan kemudian mereka pun melanjutkan perjalanannya kembali.
Hingga di perjalanan berikutnya lagi, mereka kembali menjumpai sekelompok masyarakat yang lain pula. Lalu muncul pula semacam komentar dari beberapa orang di antara masyarakat tersebut, "Lihatlah mereka itu... si pemuda dan si kakek itu bersusah-payah berjalan kaki, sedangkan mereka memiliki seekor keledai... Untuk apa mempunyai seekor keledai kalau bukan untuk dikendarai?!... Mereka itu sungguh-sungguh bodoh!!!...".
Mendengar komentar-komentar tersebut, sang pemuda dan sang kakek pun semakin merasa serba salah. Ketika sang pemuda menaiki si keledai, mereka dipersalahkan. Namun begitu pula ketika sang kakek menaiki si keledai, mereka pun dipersalahkan. Dan kini, ketika mereka berdua sama-sama tidak menaiki keledai-nya, mereka pun kembali dipersalahkan. Akhirnya mereka pun sama-sama mengendarai di atas keledainya itu, dan kemudian melanjutkan perjalanannya kembali.
Hingga di perjalanannya itu, mereka pun kembali lagi menjumpai sekelompok masyarakat yang lain pula. Lalu muncul pula semacam komentar dari beberapa orang di antara masyarakat tersebut, "Lihatlah mereka itu... si pemuda dan si kakek itu sama-sama menunggangi seekor keledai yang mungil... Apakah mereka itu tidak memiliki rasa kasihan dengan si keledai?!... Mereka itu sungguh-sungguh keterlaluan!!!...". Lagi-lagi, mereka pun kembali dipersalahkan.
Pada awalnya, sang pemuda mengendarai si keledai, sedangkan sang kakek menuntun atau mengiringi keledai tersebut sambil berjalan kaki. Hingga di tengah-tengah perjalanan, mereka bertemu dengan sekelompok masyarakat. Lalu muncul semacam komentar dari beberapa orang di antara masyarakat tersebut, "Lihatlah mereka itu... si kakek itu bersusah-payah berjalan kaki, sedangkan si pemuda malah enak-enakan mengendarai keledai-nya... Sungguh-sungguh keterlaluan si pemuda tersebut!!!...".
Mendengar komentar-komentar tersebut, sang pemuda pun merasa bersalah, lalu mempersilahkan sang kakek untuk menunggangi si keledai, sedangkan sang pemuda yang bergantian mengiringi dengan berjalan kaki. Dan kemudian mereka pun melanjutkan perjalanannya kembali.
Hingga di perjalanan berikutnya itu, mereka kembali menjumpai sekelompok masyarakat yang lain. Lalu muncul pula semacam komentar dari beberapa orang di antara masyarakat tersebut, "Lihatlah mereka itu... si pemuda itu bersusah-payah berjalan kaki, sedangkan si kakek malah enak-enakan mengendarai keledai-nya... Sungguh-sungguh keterlaluan si kakek tersebut!!!...".
Mendengar komentar-komentar tersebut, sang pemuda dan sang kakek pun merasa serba salah. Ketika sang pemuda menaiki si keledai, mereka dipersalahkan. Namun begitu pula ketika sang kakek menaiki si keledai, mereka pun kembali dipersalahkan. Akhirnya mereka pun sama-sama berjalan kaki sambil menuntun keledainya itu. Dan kemudian mereka pun melanjutkan perjalanannya kembali.
Hingga di perjalanan berikutnya lagi, mereka kembali menjumpai sekelompok masyarakat yang lain pula. Lalu muncul pula semacam komentar dari beberapa orang di antara masyarakat tersebut, "Lihatlah mereka itu... si pemuda dan si kakek itu bersusah-payah berjalan kaki, sedangkan mereka memiliki seekor keledai... Untuk apa mempunyai seekor keledai kalau bukan untuk dikendarai?!... Mereka itu sungguh-sungguh bodoh!!!...".
Mendengar komentar-komentar tersebut, sang pemuda dan sang kakek pun semakin merasa serba salah. Ketika sang pemuda menaiki si keledai, mereka dipersalahkan. Namun begitu pula ketika sang kakek menaiki si keledai, mereka pun dipersalahkan. Dan kini, ketika mereka berdua sama-sama tidak menaiki keledai-nya, mereka pun kembali dipersalahkan. Akhirnya mereka pun sama-sama mengendarai di atas keledainya itu, dan kemudian melanjutkan perjalanannya kembali.
Hingga di perjalanannya itu, mereka pun kembali lagi menjumpai sekelompok masyarakat yang lain pula. Lalu muncul pula semacam komentar dari beberapa orang di antara masyarakat tersebut, "Lihatlah mereka itu... si pemuda dan si kakek itu sama-sama menunggangi seekor keledai yang mungil... Apakah mereka itu tidak memiliki rasa kasihan dengan si keledai?!... Mereka itu sungguh-sungguh keterlaluan!!!...". Lagi-lagi, mereka pun kembali dipersalahkan.
---ooo---
Mungkin beberapa orang telah mendengar kisah tersebut di atas, atau pula beberapa kisah yang semacamnya. Kisah di atas acap pula tercermin dalam pola kehidupan masyarakat sehari-hari. Acapkali pada beberapa kesempatan, manusia kerap saling menyalahkan satu sama lainnya, menurut pola pikir dan pandangan yang bernada sepihak. Karena pada fitrahnya; manusia senantiasa memandang bahwa masing-masing adalah diri yang paling benar, yang paling baik, yang paling suci, yang paling jenius, yang paling sukses, dan macam-macam kebanggaan semu lainnya. Dan tidak ada satu pun juga manusia yang suka-rela untuk dipersalahkan, walaupun apabila memang ternyata salah; apalagi bila untuk dijadikan tumbal atas kesalahan orang-orang lain.
Akan senantiasa terdapat beberapa golongan manusia yang gemar mengorek-ngorek dan membesar-besarkan (atau bahkan merekayasa) kesalahan atau aib orang lain (bahkan hingga sampai ke hal-hal yang paling pribadi sekalipun), seakan-akan mereka itu merasa diri paling bersih dari segala macam bentuk kekhilafan. Pada kenyataannya, tak satu pun dari mereka yang luput dari kekhilafan. Manusia bisa saja berdiri tegak berwibawa sambil membusungkan dadanya lebar-lebar, ataupun bahkan gemar mentertawakan aib orang lain; karena pada dasarnya aib-aib mereka bisa sajasementara ini masih senantiasa tersembunyi dengan rapihnya. Namun pada suatu saat nanti, hari dimana beberapa aib itu akan terbongkar dan beberapa aib akan tetap terkunci rapat-rapat, maka segala kebohongan dan topeng kepalsuan pun tiada lagi berguna.
Begitu pun jikalau kita mengharapkan kebenaran hanya dengan bersandar atau bergantung kepada figur manusia, se-suci apapun dia, maka ingatlah bahwa kebenaran yang hakiki bukanlah milik manusia. Ketika terdapat seseorang memberikan ajaran yang baik, lalu apabila kemudian diaterpeleset, tiba-tiba semua orang mencap dia sebagai seseorang yang memiliki segunung kesalahan. Tidak ada manusia yang sempurna di seluruh penjuru Dunia ini. Anda boleh mencarinya dari ujung Bumi yang satu hingga ke ujung Bumi yang lainnya, niscaya pencarian tersebut akan sia-sia belaka. Dijamin!
Jika kebenaran hanya disandarkan kepada figur manusia, maka ketika beliau dianggap berdosa, niscaya orang-orang fanatik itu pun akan segera berpaling. Mereka itu laksana kerbau yang dicocok batang hidungnya, terombang-ambing ke sana ke mari, dan hanya mengikuti apa-apa yang sesuai dengan selera mereka sendiri. Mereka hanya ingin mendengar apa-apa yang mereka ingin dengar, walaupun itu penuh dengan kata-kata manis yang berbalut dengan kebohongan.
Setiap individu atau pun kelompok, memiliki versi kebenarannya masing-masing. Biarlah hal tersebut tetap demikian adanya. Sebarkan apa saja yang menurut Anda itu benar, itu adalah hak dan kewajiban Anda masing-masing, mudah-mudahan akan senantiasa bermanfaat dan pula mampu memberikan pencerahan bagi sesamanya. Namun kebenaran versi manusia itu hanyalah sebatas istilah "My words against your/their words", serta begitu pula sebaliknya. Walaupun begitu pada dasarnya, saya juga percaya bahwasanya setiap manusia itu pada dasarnya baik dan memiliki hati nurani. Berbagai seluk-beluk perjalanan hidup-lah yang masing-masing membentuk mereka (termasuk pula saya) hingga seperti saat sekarang ini. Terdapat jalan pintas yang mudah, atau pun jalan sukar yang berliku-liku dan pula mendaki; semua terserah kepada pilihan masing-masing.
Yang terpenting, janganlah kita terjebak pada asumsi-asumsi yang berkembang, tanpa didasari oleh azas pemikiran yang matang. Jangan pulalah kita sampai-sampai berani mengharamkan apa-apa yang telah jelas dihalalkan oleh Tuhan; dan/atau jangan pulalah kita sampai-sampai berani menghalalkan apa-apa yang telah jelas diharamkan oleh Tuhan. Namun yang Halal tidaklah selalu Thoyyib, dan yang Thoyyib tidaklah selalu Halal. Saran saya, usahakan saja untuk selalu pilih yang Halal dan Thoyyib.
Posted by
hoLLeyy b0y
at
12:26 AM
0
comments
Email This
BlogThis!
Share to Twitter
Share to Facebook
POSISI TIDUR YANG TERBAIK
Sunday, December 19, 2010
Artikel ini forward dari blog arwah Fadhiri (MENCARI REDHA ALLAH)....blog yang penuh dengan pengisian agama untuk santapan rohani kita bersama...
POSISI TIDUR TERBAIK
Diriwayatkan daripada Barra’ bin ‘Azib r.a: Sesungguhnya Rasulullah s.a.w bersabda:
POSISI TIDUR TERBAIK
Diriwayatkan daripada Barra’ bin ‘Azib r.a: Sesungguhnya Rasulullah s.a.w bersabda:
Maksudnya: “Apabila kamu hendak tidur di tempat pembaringan kamu hendaklah kamu berwuduk seperti wuduk untuk solat. Kemudian hendaklah kamu baring di lambung kanan kamu. (Hr Bukhari dan Muslim)
Hadis ini mengajar kepada umat Islam supaya baring pada lambung kanan. Adapun tidur dengan cara yang lain adalah seperti berikut:-
Tidur dengan meniarap
Dr Zafir al-Attar berkata:
“Seseorang yang tidur meniarap di atas perutnya selepas tempoh yang tertentu akan merasai kesusahan untuk bernafas kerana beratnya gumpalan belakang badan yang besar yang menghalang dada daripada meregang dan mengecut ketika menghembus dan menyedut nafas. Kedudukan seperti ini juga menyebabkan kesukaran pernafasan yang boleh mengganggu jantung dan otak.”
Pengkaji dari Australia telah menyatakan bahawa berlaku peningkatan kematian kanak-kanak kepada tiga kali ganda apabila mereka tidur meniarap dibandingkan jika mereka tidur di lambung kanan atau kiri.
Majalah ‘Times’ telah menyatakan bahawa kajian di Britain telah menunjukkan peningkatan kadar kematian mengejut kanak-kanak yang tidur meniarap.
Tidur meniarap adalah dilarang oleh Islam. Abu Hurairah r.a telah meriwayatkan hadis dari Rasulullah s.a.w . Baginda melihat seorang lelaki meniarap. Lalu baginda bersabda:
Maksudnya: “Sesungguhnya ini adalah cara baring yang dimurkai oleh Allah dan Rasulnya.” (Hr Tirimizi dan Ahmad-hasan lighairihi)
Abu Umamah r.a berkata: Nabi s.a.w lalu dekat seorang lelaki yang tidur meniarap di Masjid. Lalu baginda memukulnya dengan kakinya dan berkata:
Maksudnya: “Bangunlah kamu dari tidur dan duduklah sesungguhnya ini adalah cara tidur ahli neraka jahannam.” (Hr Ibnu Majah)
Tidur menelentang
Dr Zafir al-Attar berkata:
Tidur menelentang akan menyebabkan pernafasan dengan mulut kerana mulut akan terbuka ketika menelentang disebabkan mereganngnya rahang bawah.
Sepatut dan seeloknya hidung yang bernafas kerana ia terdapat bulu2 dan hingus yang menyaring udara yang masuk dan banyaknya saluran darah yang disediakan untuk memanaskan udara.
Bernafas dengan mulut lebih menyebabkan seseorang itu terkena selsema di musim sejuk dan juga menyebabkan keringnya gusi yang akhirnya menyebabkan radang.
Posted by
hoLLeyy b0y
at
10:14 AM
0
comments
Email This
BlogThis!
Share to Twitter
Share to Facebook
CERPEN BUAT BUDAK 'COUPLE ISLAMIK'...
Saya tersentak. Bagi saya cerita ini sangat menakutkan, sedih dan rasa macam nak menangis. Takut sangat jadi seperti Naim dan Nisa. Ya Allah... Jauhkanlah aku daripada ujian seperti ini.
**********************************************************************************************************
**********************************************************************************************************
Naim pelajar tingkatan 5 di sebuah Sekolah Menengah Agama Persekutuan. Dia seorang yang tinggi ilmu agama dan mempunyai politik yang agak stabil di sekolah apatah lagi dengan thiqahnya yang tinggi. Apabila ustaz tiada di antara Magrib dan Isyak, dia akan ke hadapan. Sama ada memberi tazkirah atau mengepalai bacaan Al-Mathurat. Pergaulan dengan perempuan dijaga dengan begitu sempurna, jika mesyuarat terpaksa bercampur lelaki dan perempuan, sama sekali dia tidak akan mengangkat pandangannya.
Semua orang menghormatinya, baik yang junior mahupun senior, baik yang laki-laki mahupun perempuan. Jika ada senior yang tengah membuli junior, jika Naim ada di tempat kejadian, proses buli itu akan bertukar menjadi majlis maaf-bermaafan. Inilah ‘kuasa’ Naim di sekolahnya.
Dia menjadi contoh teladan bagi setiap pelajar sekolahnya. Setiap mata-mata yang wujud di sekolah itu selalu memerhatikan pergerakannya dan mengambilnya sebagai contoh kehidupan yang paling sempurna. Dek kerana mengetahui banyak mata memerhatikannya, dia betul-betul menjaga akhlaknya. Bukan kerana manusia tetapi kerana Allah. Niatnya hanya satu, supaya Islam itu terpancar dari dirinya. Hebatnya dia dalam menjaga akhlaknya, tidak ada seorang pun di dalam sekolahnya melainkan teman sebiliknya yang pernah melihat kulit badannya walaupun dia seringkali bermandi-manda di kolah berhampiran dengan surau.
Sudah pasti, ramai perempuan yang menggilainya walaupun dia tidak mengetahui hal itu. Di hadapannya semua baik, tunduk dengan penuh tawaduknya tapi berlalunya Naim dari tempat itu,mula lah mulut mereka bergerak memuji dan mengumpat tentang Naim. Bukan sahaja pelajar biasa yang meminati Naim tapi ada juga pelajar-pelajar perempuan yang memegang tampuk kepimpinan sekolah yang meminatinya, cuma tidak disuarakan, bimbang ditegur dan yang paling mereka takuti,takut cinta mereka ditolak. Tambahan pula Naim banyak kali mengingatkan pelajar-pelajar supaya menjauhi zina hati, zina yang tidak dapat dilihat dan tidak dapat dirasa tatkala dia memberi tazkirah.
“Ana Khairun Nisa, sila beri tunjuk ajar.” Nisa memperkenalkan dirinya.
Dalam mahu yang bercampur dengan iman di dalam hatinya, Naim melihat Nisa dengan sipi-sipi matanya sahaja. Ingin dia merenung Nisa dengan lebih tajam tapi iman di dadanya masih kukuh bak tembok besar cina.
“Cantiknya,” hati Naim bermonolog.
Tidak sampai sekelip matapun,imannya menampar hatinya. Dia terus sedar dari diulik oleh syaitan dan lantas dia beristighfar, memohon ampun daripada Tuhan dek kerana melakukan zina, zina hati. Ingin sahaja matanya mengeluarkan bintik-bintik mutiara tanda sesalnya dia akan dosanya namun selaput kaca di matanya masih tebal. Mungkin penyesalannya masih belum kuat untuk memecahkan selaput kaca itu.
Posted by
hoLLeyy b0y
at
10:12 AM
0
comments
Email This
BlogThis!
Share to Twitter
Share to Facebook
13 Aurat Wanita
Friday, December 17, 2010
1. Bulu kening - Menurut Bukhari, Rasullulah melaknati perempuan yang mencukur
atau menipiskan bulu kening atau meminta supaya dicukurkan bulu kening - Petikan
dari Hadis Riwayat Abu Daud Fi Fathil Bari.
2. Kaki memakai gelang berloceng - Dan janganlah mereka (perempuan)
menghentakkan kaki (atau mengangkatnya) agar diketahui perhiasan yang mereka
sembunyikan - Petikan dari Surah An-Nur Ayat 31. Keterangan : Menampakkan kaki
dan menghayunkan/ melenggokkan badan mengikut hentakan kaki terutamanya pada
mereka yang mengikatnya dengan loceng sama juga seperti pelacur dizaman
jahiliyah.
3. Wangian - Siapa sahaja wanita yang memakai wangi-wangian kemudian melewati
suatu kaum supaya mereka itu mencium baunya, maka wanita itu telah dianggap
melakukan zina dan tiap-tiap mata ada zinanya terutamanya hidung yang
berserombong kapal kata orang sekarang hidong belang - Petikan dari Hadis
Riwayat Nasaii, Ibn Khuzaimah dan Hibban.
4. Dada - Hendaklah mereka (perempuan) melabuhkan kain tudung hingga menutupi
bahagian hadapan dada-dada mereka - Petikan dari Surah An-Nur Ayat 31.
5. Gigi - Rasullulah melaknat perempuan yang mengikir gigi atau meminta supaya
dikikirkan giginya - Petikan dari Hadis Riwayat At-Thabrani, Dilaknat perempuan
yang menjarangkan giginya supaya menjadi cantik, yang merubah ciptaan Allah -
Petikan dari Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim.
6. Muka dan leher - Dan tinggallah kamu (perempuan) di rumah kamu dan janganlah
kamu menampakkan perhiasan mu seperti orang jahilliah yang dahulu. Keterangan :
Bersolek (make-up) dan menurut Maqatil sengaja membiarkan ikatan tudung yang
menampakkan leher seperti orang Jahilliyah.
7. Muka dan Tangan - Asma Binti Abu Bakar telah menemui Rasullulah dengan
memakai pakaian yang nipis. Sabda Rasullulah: Wahai Asma! Sesungguhnya seorang
gadis yang telah berhaid tidak boleh baginya menzahirkan anggota badan kecuali
pergelangan tangan dan wajah saja - Petikan dari Hadis Riwayat Muslim dan
Bukhari.
8. Tangan - Sesungguhnya kepala yang ditusuk dengan besi itu lebih baik daripada
menyentuh kaum yang bukan sejenis yang tidak halal baginya - Petikan dari Hadis
Riwayat At Tabrani dan Baihaqi.
9. Mata - Dan katakanlah kepada perempuan mukmin hendaklah mereka menundukkan
sebahagian dari pemandangannya - Petikan dari Surah An Nur Ayat 31.
Sabda Nabi Muhamad SAW, Jangan sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan
lainnya. Kamu hanya boleh pandangan yang pertama sahaja manakala pandangan
seterusnya tidak dibenarkan hukumnya haram - Petikan dari Hadis Riwayat Ahmad,
Abu Daud dan Tirmidzi.
10. Mulut (suara) - Janganlah perempuan-perempuan itu terlalu lunak dalam
berbicara sehingga berkeinginan orang yang ada perasaan serong dalam hatinya,
tetapi ucapkanlah perkataan-perkataan yang baik - Petikan dari Surah Al Ahzab
Ayat 32.
Sabda SAW, Sesungguhnya akan ada umat ku yang minum arak yang mereka namakan
dengan yang lain, iaitu kepala mereka dilalaikan oleh bunyi-bunyian (muzik) dan
penyanyi perempuan, maka Allah akan tenggelamkan mereka itu dalam bumi - Petikan
dari Hadis Riwayat Ibn Majah.
SURAT & SMS BERANTAI
SURAT & SMS BERANTAI
Soalan
Apa hukumnya menyebarkan sms ini : " Jurukunci makam Saidina Rasul dr Mekah tlh bertemu dgn Rasulullah smbl berpesan kuat-kuatlah beribadah kerana dunia sudh tua dan goyah. Sebarkn sms ini ke 10 orang, Dalam waktu 10 hari dapat rezeki besar. Kalau tak disebarkn maka dapat kesulitan yang tidak ada henti-hentinya. Ini amanah. wallahualam.."
Jawapan :
Kita sering menerima surat tanpa nama pengirim ini dari semasa kesemasa.Surat ini juga ditabur di masjid-masjid dan tempat-tempat awam kononnya untuk menunaikan tanggungjawab menyebarkannya sebagaimana 'wasiat' di dalam surat tersebut. Amat malang dalam dunia maju sekarang ini, masih ramai yang jahil tentang perkara seremeh ini (tetapi mempunyai kesan yang amat besar kepada aqidah) . Berikut kami paparkan contoh surat berantai terkini ( yang sentiasa diubah dan ditambah) , fatwa dari ulama terkemuka Dr Yusof Qardhawi dan juga fatwa oleh Majlis Fatwa Kebangsaan.
Komen saya
Tidak dapat dinafikan naluri manusia memang ada kelemahan, akan mengalir pada dirinya suatu anggapan sial kerana sesuatu.
Rasulullah s.a.w. pernah bersabda:
"Ada tiga perkara yang sukar untuk dielakkan , iaitu: bersangka buruk, tathayyur (sial menyial) dan hasad. Oleh karena itu kalau kamu bersangka buruk jangan kamu percayainya dan laksanakan, dan kalau merasa sial jangan berhenti (dari buat kerja yang dilakukan kerana terpengaruh), dan kalau kamu hasad, jangan lanjutkan." (Riwayat Thabarani)
Oleh karena ketiga perkara ini hanya semata-mata perasaan yang tidak berpengaruh pada suatu sikap dan perbuatan, maka dimaafkannya oleh Allah.
Dan diriwayatkan pula dari Ibnu Mas'ud, Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Tathayyur (merasa sial) adalah syirik." 3 kali.
Dan Ibnu Mas'ud sendiri berkata: " Setaip orang akan ada perasaan-perasaan 'sial', dan lain-lain tetapi Allah akan menghilangkannya jika anda bertawakkal." (Riwayat Abu Daud dan Tarmizi)
Apa yang dimaksudkan oleh Ibnu Mas'ud itu, ialah: setiap orang di antara kita ini ada perasaan-perasaan seperti itu, tetapi perasaan semacam ini akan hilang lenyap dari hati orang yang selalu tawakkal dan tidak membiarkan perasaannya itu tinggal dalam hati.
Sekian
Zaharuddin Abd Rahman
27 Jun 2007
Subscribe to:
Posts (Atom)