- Menerka Angin -
Sesekali perlu menerka angin,
redup-lembut, sayup-puput yang mungkin
membawa pesan rindu yang langka
dari desa kata, kota bicara
atma yang luka
walakin tidak tertafsir makna
bahasa retrospeksi biar secangkir rasa
Katamu, itu ronta ragam pencinta
ucap diam, acap pendam
kataku, ini renta resam kecewa
diam-pendam, singkap dendam
angin pun berpusar, berlalu dengan getar
jua ingatan yang pudar, resah kian terumbar
Sesekali perlu menerka angin
dalam hembusnya yang mendesah
bergulir bersama seculin
kesempatan yang rekah
Kita sebenarnya lebih banyak bermimpi
dari cuba untuk mengerti
seperti klise angin
dan waktu yang berpilin
*puisi manifestasi rasa hati