Thursday, December 16, 2010

Musafir : Tawau-Sandakan-Kota Kinabalu

27-29 ZulHijjah 1431

Dah lama tidak bermusafir panjang seperti ni, rasanya yang akhir sekali 6 bulan yang lalu sebelum saya ditawarkan bekerja di Putrajaya. Kali ini tujuan ke tawau adalah untuk menghadiri jemputan kawin seorang sahabat rapat yang di ijabkabulkan di sana. Rasanya selama tiga hari saya disana tiada perubahan yang ketara sangat di tawau dari segi pembangunan dan juga sosial masyarakatnya di sana.

Alhamdulillah, perlaksanaan walimatul urus sahabat tersebut berjalan lancar dan ikutan dari segi adat suku kaum sana mungkin kurang bagi pandangan saya, mugkin juga di sebabkan bapa dan keluarga pengantin perempuan yang tahu tentang batas-batas agama dalam perlaksanaan walimatul urus. Walaupun walimatul urus yang di laksanakan belum lagi memenuhi syariat islam yang sebenar seperti yang di anjurkan dalam islam, tetapi ada usaha dalam melakukan perubahan dalam menerapkan majlis perkhawinan yang islamic. Ana doakan :

بَارَكَ اللَّهُ لَكُمْ وَبَارَكَعَلَيْكُمْ

"Semoga Allah memberkati kamu dan melimpahkan berkat kepada kamu". [Musnad Ahmad no1648]

Kepada sahabat yang ana kasihi Mohd Hisham Bin Abdul Dor dan pasangannya Nurul Ashikin Binti Mohd Noor.


Sunday, November 14, 2010

SABDA RASULULLAH MENGENAI LARANGAN MENSYIRIKKAN ALLAH

1- Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, dari Rasulullah s.a.w,

Beliau bersabda : “’Jauhilah tujuh perkara muubiqaat (yang mendatangkan kebinasaan)!’

Para sahabat bertanya : ‘Apakah ketujuh perkara itu, wahai Rasulullah?’

Rasulullah s.a.w menjawab : Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang dibenarkan syariat, memakan riba, memakan harta anak yatim, melarikan diri dari medan pertempuran*1, melontarkan tuduhan zina terhadap wanita-wanita mukminah yang terjaga dari perbuatan dosa dan tidak tahu menahu dengannya’” [HR Al Bukhari (2766) dan Muslim (89)] – RJ1,Jilid1,ms18-19

Friday, November 12, 2010

PENGHARAMAN SYIRIK MELALUI FIRMAN-NYA


وَٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَلَا تُشۡرِكُواْ بِهِۦ شَيۡـًٔ۬ا‌ۖ

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.” [An Nisaa’ 4:36]

¨إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغۡفِرُ أَن يُشۡرَكَ بِهِۦ وَيَغۡفِرُ مَا دُونَ ذَٲلِكَ لِمَن يَشَآءُ‌ۚ وَمَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱفۡتَرَىٰٓ إِثۡمًا عَظِيمًا

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” [An Nisaa’ 4:48]

¨إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغۡفِرُ أَن يُشۡرَكَ بِهِۦ وَيَغۡفِرُ مَا دُونَ ذَٲلِكَ لِمَن يَشَآءُ‌ۚ وَمَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلَـٰلاَۢ بَعِيدًا

Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, Maka Sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.” [An Nisaa’ 4:116]

ô إِنَّهُ ۥ مَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدۡ حَرَّمَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِ ٱلۡجَنَّةَ وَمَأۡوَٮٰهُ ٱلنَّارُ‌ۖ وَمَا لِلظَّـٰلِمِينَ مِنۡ أَنصَارٍ۬

“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun.[Al Maa-idah 5:72]

وَمَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ ٱلسَّمَآءِ فَتَخۡطَفُهُ ٱلطَّيۡرُ أَوۡ تَهۡوِى بِهِ ٱلرِّيحُ فِى مَكَانٍ۬ سَحِيقٍ۬

“Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, Maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.”[Al Hajj 22:31]

وَلَقَدۡ أُوحِىَ إِلَيۡكَ وَإِلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكَ لَٮِٕنۡ أَشۡرَكۡتَ لَيَحۡبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡخَـٰسِرِينَ

Dan Sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu Termasuk orang-orang yang merugi.””[Az Zumar 39:65]

وَإِذۡ قَالَ لُقۡمَـٰنُ لِٱبۡنِهِۦ وَهُوَ يَعِظُهُ ۥ يَـٰبُنَىَّ لَا تُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ‌ۖ إِنَّ ٱلشِّرۡكَ لَظُلۡمٌ عَظِيمٌ۬

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar"”.[Luqman 31:13]

Wednesday, August 11, 2010

KEWAJIBAN PUASA DAN KELEBIHAN RAMADHAN

Dalil Kewajiban Berpuasa

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡڪُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِڪُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,”[Al Baqarah 2 : 183]


1-Syarah Kitab Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin :

Faedah dari firman Allah yang menyebutkan “sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu”, iaitu :
a- Puasa merupakan ibadah yang penting, dimana Allah s.w.t juga mewajibkannya kepada umat-umat sebelum kita. Ini menunjukkan kecintaan Allah s.w.t kepada ibadah puasa tersebut dan bahawa ia merupakan ibadah yang harus di laksanakan oleh setiap umat
b- Keringanan yang diberikan bagi umat ini, dimana ia bukan merupakan satu-satunya umat yang mendapatkan kewajiban puasa, yang barangkali memberatkan jiwa maupun badan.

c- Isyarat bahawa Allah Ta’ala telah menyempurnakan agama umat ini, dimana DIA telah menyempurnakannya dengan amalan-amalan utama yang terdapat pada umat-umat sebelumnya.

Dalam ayat ini Allah s.w.t menjelaskan hikmah puasa, iaitu dengan firmannya “agar kamu bertakwa,” , Ertinya agar kamu bertakwa kepada Allah berkat puasa dan berbagai amalan yang terkandung di dalamnya yang merupakan sifat-sifat ketakwaan. Nabi s.a.w telah mengisyaratkan faedah ini dalam sabdanya yang bermaksud:

“barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan perilaku jahat, maka Allah tidak membutuhkan dia meninggalkan makan dan minumnya (Allah tidak membutuhkan puasanya, -penerj.)”[HR. Al Bukhari dalam kitabun ‘sh-Shoum, bab:”man lam yada’ Qoula ‘z-zuri wal ‘Amala bihi ‘sh-Shoum”](RJ1, m/s 124-125)


Friday, July 16, 2010

Permusuhan orang Yahudi Dan Nasrani Serta Larangan Mengikuti Mereka

وَلَن تَرۡضَىٰ عَنكَ ٱلۡيَہُودُ وَلَا ٱلنَّصَـٰرَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَہُمۡ‌ۗ قُلۡ إِنَّ هُدَى ٱللَّهِ هُوَ ٱلۡهُدَىٰ‌ۗ وَلَٮِٕنِ ٱتَّبَعۡتَ أَهۡوَآءَهُم بَعۡدَ ٱلَّذِى جَآءَكَ مِنَ ٱلۡعِلۡمِ‌ۙ مَا لَكَ مِنَ ٱللَّهِ مِن وَلِىٍّ۬ وَلَا نَصِيرٍ (١٢٠)


“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak sekali-kali akan bersetuju atau suka kepadamu (Wahai Muhammad) sehingga Engkau menurut ugama mereka (yang telah terpesong itu). Katakanlah (kepada mereka): "Sesungguhnya petunjuk Allah (ugama Islam itulah petunjuk Yang benar)". dan Demi Sesungguhnya jika Engkau menurut kehendak hawa nafsu mereka sesudah datangnya (wahyu Yang memberi) pengetahuan kepadamu (tentang kebenaran), maka tiadalah Engkau akan peroleh dari Allah (sesuatupun) Yang dapat mengawal dan memberi pertolongan kepada mu.”[Al Baqarah 2 : 120]